Teknologi
dan informasi telah perkembang pesat sehingga dunia bisnis harus mampu
bertahan dan bersaing secara global. Dalam menjalankan bisnisnya, khususnya
pada bisnis yang telah berskala Internasional, para pengusaha harus
memperhatikan etika dan norma-norma. Etika bisnis Internasional berkaitan dengan beberapa
masalah moral yang khusus berkaitan dengan bisnis pada taraf internasional.
Salah satu
masalah besar yang sudah lama disoroti serta didiskusikan dalam etika filosofis
adalah relatif tidaknya norma-norma moral. Richard De George mengemukakan
pendapatnya tentang jawaban atas permasalahan tersebut:
MenyesuaikanDiri
Jawaban ini mengatakan bahwa dalam bisnis internasional kita harus menyesuaikan diri beitu saja dengan norma-norma etis yang berlaku di Negara lain di mana kita mempraktekkan bisnis. Tetapi bila diteliti secara kritis, relativisme moral itu tidak bisa diterima. Norma-norma penting berlaku sama di seluruh dunia. Sedangkan norma non-moral untuk perilaku manusia bisa berbeda di berbagai tempat.
Jawaban ini mengatakan bahwa dalam bisnis internasional kita harus menyesuaikan diri beitu saja dengan norma-norma etis yang berlaku di Negara lain di mana kita mempraktekkan bisnis. Tetapi bila diteliti secara kritis, relativisme moral itu tidak bisa diterima. Norma-norma penting berlaku sama di seluruh dunia. Sedangkan norma non-moral untuk perilaku manusia bisa berbeda di berbagai tempat.
RigorismeMoral
Pendangan kedua memilih arah terbalik, dimana pandangan ini mau mempertahankan kemurnian etika yang sama seperti di negerinya sendiri. Perusahaan di luar negeri hanya boleh melakukan apa yang dilakukan di Negaranya sendiri dan justru tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma etis yang berbeda di tempat lain. Namun pandanagan ini sulit dipertahankan karena situasi setempat bisa saja berbeda dan tentu akan mempengaruhi pandangan moral kita.
Pendangan kedua memilih arah terbalik, dimana pandangan ini mau mempertahankan kemurnian etika yang sama seperti di negerinya sendiri. Perusahaan di luar negeri hanya boleh melakukan apa yang dilakukan di Negaranya sendiri dan justru tidak boleh menyesuaikan diri dengan norma etis yang berbeda di tempat lain. Namun pandanagan ini sulit dipertahankan karena situasi setempat bisa saja berbeda dan tentu akan mempengaruhi pandangan moral kita.
ImmoralismeNaif
Sedangkan menurut pandangan ketiga, dalam bisnis internasional kita tidak perlu berpegang pada norma-norma etis. Mereka berpendapat kita harus mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, tetapi selain itu, kita tidak perlu mematuhi norma-norma moral. Perusahaa yang terlalu memperhatikan etika akan dirugikan, karena daya saingnya terganggu.
Sedangkan menurut pandangan ketiga, dalam bisnis internasional kita tidak perlu berpegang pada norma-norma etis. Mereka berpendapat kita harus mematuhi ketentuan hukum yang berlaku, tetapi selain itu, kita tidak perlu mematuhi norma-norma moral. Perusahaa yang terlalu memperhatikan etika akan dirugikan, karena daya saingnya terganggu.
Setelah
mempelajari ketiganya, terlihat tidak ada satupun yang dapat dibenarkan. Tentu
saja pandangan ketiga harus ditolak, namun kedua pandangan pertama mengandung
kebenaran. Pada bisnis internasional harus berpegang pada norma moral,
dimana kita harus pandai menyesuaikan diri dalam situasi tertentu. Namun kita
juga tidak dapat sepenuhnya meninggalkan norma etis yang kita miliki. Situasi
yang berbeda akan mempengaruhi kualitas etis suatu perbuatan.
Dunia bisnis
internasional kini juga telah berkembang dalam internet atau lebih dikenal
dengan bisnis
online. Banyak sekali tips dan cara untuk sukses dalam menjalankan bisnis
online yang telah di share oleh master-master bisnis
online.
Sumber :
Nama : Ibenu K.A
Npm : 13209307
Kelas : 4EA03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar